SUMEDANG I Geliat pelaku Usaha Mikro Kecin dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat nampaknya cukup membuahkan hasil di masa pandemi Covid 19 ini. Guna mengimbangi pangsa pasar juga pasokan pangan, tentu para pelaku usaha kecil dituntut untuk mengimbangi persaingan bisnis, kemajuan era digitalisasi masa kini dengan cara Amati, tiru, Moditikasi (ATM).
Seperti halnya yang dilakukan Rita Mutiasari, Pemilik Nolacookie, Sumedang. Berawal dari usaha pengolahan tepung mocaf bersama warga lainya pada 2018 silam, Rita mulai mengembangkan Brownies Mocaf Crispy yang berbahan baku utama mocaf (modifikasi singkong menjadi seperti terigu).
Menurutnya, keunggulan produk ini adalah bebas gluten, sehat dan aman dikonsumsi oleh penderita autis dan diabetes. Kenapa disebut aman, karena selain menggunakan tepung yang sehat, bahan pendukung lainnya juga sehat yaitu gula aren dan kacang almond.
“Produk ini baru diluncurkan pertengahan tahun 2021, tapi meskipun begitu animo dari mocaf lover cukup besar
Penjualan browcaf chrispy dilakukan secara offline ( Sumedang dan sekitarnya) dan online ( wa grup ). Dan selanjutnya, Produk ini baru diluncurkan kembali setelah masa PPKM,” terangnya.
Menurutnya, produk ini cukup menjanjikan bagi Ibu rumah tangga seperti dirinya, bisa menambah kebutuhan hidup. Omzet penjualan perbulan rata-rata mencapai 700 ribu. Dengan harga yang ditawarkan mulai dari 30 ribu hingga 50 ribu tergantung ukuran toples yang dikehendaki buyer.
Sementara semua yang dilakukan masih serba mandiri, modal mandiri, market place nyari sendiri. Hanya saja orderan kecil sering dapet dari dinas ketahanan pangan Kabupaten Sumedang dan Propinsi Jabar.
“Rasa seneng saat mendapatkan juara, terlebih diberikannya oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Oleh Pak H. Uu, ada nilai lebih sehingga produk kami semakin laris,” ucapnya.
Rita selaku owner berharap, meski saat ini Jabar kembali diberlakukan PPKM, namun pihak-pihak terkait bisa lebih peduli terhadap usaha kecil seperti dirinya yang melibatkan pegawai dari warga di sekitar tempat tinggalnya.