Haneut Moyan 2022 akan segera di gelar di Pantai Sebrotan Madasari, Masawah Cimerak Kabypaten Pangandaran 24-26 Juni 2022 mengambil isu soal Sampah Plastik, dengan target peserta sekitar 1000 orang.
Seperti diungkapkan Dedi Barnadi salah satu penggagas Haneut Moyan, Anak Kali Citarum Foundation sengaja memilih Pangandaran sebagai lokasi Haneut Moyan 2022 salah satunya karena banyaknya sampah plastik di tempat-tempat wisata pantai pasca Libur lebaran kemarin.
Bahkan banyak unggahan foto dan video di Media sosial yang memperlihatkan kondisi Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pangandaran penuh dengan sampah. Sejumlah satwa di tempat itu terlihat memakan sampah yang berserakan.
Begitu juga diungkapkan Budi Cilok salah satu penggagas Haneut Moyan sekaligus juga seorang musisi yang telah mengeluarkan album bertajuk Anak Kali Citarum berisi lagu-lagu soal kepedulian lingkungan, menganggap bahwa pola perubahan pola pikir masyarakat soal menjaga lingkungan tidak bisa hanya dilakukan di rapat-rapat ataupun melalui seminar-seminar, namun harus dilakukan dengan menyenangkan dan membahagiakan.
“Salah satunya melalui pendekatan seni dan budaya perlu dilakukan untuk membangun kesadaran untuk menjaga lingkungan terdekatnya. Oleh karenanya kami mengajak semua pihak siapapun itu, pemerintah, komunitas dll untuk bersama sama menjaga bumi tempat kita pijak,” ungkap Budi Cilok.
Memurut rencana, kegiatan Haneut Moyan 2022 terdapat beberapa rangkaian kegiatan diantaranya : Kemah keluarga atau Family Camp yang diikuti oleh anak-anak sampai dewasa dimana kegiatannya berisi kampanye soal pelestarian lingkungan hidup.
Diskusi soal pelestarian lingkungan hidup bersama kawan-kawan aktivis lingkungan akan bicara soal kolaborasi bagaimana mengurangi ancaman terhadap kerusakan lingkungan. Salah satu isu yang akan diangkat yakni bagaimana mengurangi sampah plastik yang mengancam ekosistem di laut dimana menurut Ocean Conservancy pada tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastik di lautan dari ikan-ikan di laut.
Pelepasliaran satwa endemik salah satunya anak penyu atau tukik sebagai edukasi kepada para peserta mengingatkan pentingnya menjaga ekosistem laut.
Penanaman Pohon bersama para peserta dan tokoh masyarakat Pangandaran.
Konser Musisi dan Budayawan Peduli Lingkungan untuk merubah mindset atau pola pikir melalui rekayasa sosial yang terencana mengenai pentingnya menjaga lingkungan dengan cara yang menyenangkan.
Menjaga lingkungan merupakan tanggungjawab bersama, kolaborasi menjadi penting untuk bersama sama menjaga lingkungan kita sendiri.