Bandung | Jawa Barat I Dengan maraknya berita penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang berdampak menjadi ketakutan membuat resah warga pembeli daging dan peternak, Dinas Komunikasi Informasi dan statistik Jawa Barat mengadakan Sosialisasi penanggulangan penyakit mulut dan kuku yaang diikuti 50 peserta dari unsur Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Jawa barat.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat Dra, H. Ika Mardiah, M.Si dalam sambutanya menyampaikan, dengan keterlibatan KIM pemerintah sangat terbantu dalam menyampaikn informasi, oleh karenanya kebwradaan KIM dipandang pentung. Sejak 2017 sudah mengenal KiM karen saya sempat menjabat sebagai Kabid IKP dan sekarang diberikan amanah menjabat Kepala Dinas. Dengan adanya kim tentu mendorong kami juga perlu bantuan kim untuk pendataan karena mendatang kita akan ada program pendataan mikro berbasis aplikasi yang melibatkan KIM, misalkan melihat dari kondisi warga termasuk rumah kami ingin memotret secara langsung melakukan pendataan.
“Kami harapkan dan siapkan aplikasinya untuk memudahkan pendataan mulai ditingkat desa, pemerintah berkeinginan agar program lebih tepat sasaran,” ungkap Kadis saat membuka Acara Sosialisasi PMK di Hotel Palma Horizon Pangandaran, Kamis (14/7/2022.
Lanjut Kadis, kendati adanya pmk ini yang berkurban lebih hati hati dan teliti dalam perawatan sapi, warga jawa barat masih banyak yang berkurban. Maka kami adakan sosialisasi ini agar bapak ibu lebih memahami cara penanganannya.
Selain ini kita juga terus berharap bisa tetap menjalin kerjasama dengan pemahaman pemanfaatan digital jabar dengan memahami substansi saluran komunikasi bisa lebih ditingkatkan, “ujarnya diakhiri dengan membuka acar sosialisasi pmk.
Pada kesempatan yang sama Ketua forum KIM Jawa barat Deni Sonjaya melaporkan berbagai rangkaian kegiatan yang telah dan sedang dilakukan oleh pengurus KiM jabar termasuk mendorong dinas dan intansi terkait. Disamping itu,karena dengan perkembangan era digitalisasi forum dipandang perlu guna mempermudah kordinasi dan komunukasi terus melakukan sosialisasi bahkan berencana dengan dinas menggelar roadshow ke Kabupaten/Kota agar membentuk Forum. kita dilibatkan langsung sosialisasi pmk sesjauh mana keterlibatkan kita di masyarakat juga dinas, kita sudah terlibat langsung secara sosialisasi.
“Saya berterimakasih kepada diskominfo jabar yang dihadiri langsung oleh ibu kepala dinas, telah mempasilitasi kegiatan ini langsung oleh pemkab jabar, sehingga kegiatan ini banyak manfaat bagi masyarakat,” sebutnya.
Sampai saat ini dari 27 Kota/Kabupaten sudah terbentuk forum 15 Kabupaten, disamping melakukan pendekatan persuasif kami mendorong terus karena forum ini dianggap penting, dan buat pengurus kim selamat mengikuti kegiatan. “pungkas Deni.
Wakil Ketua Forum KIM Kabar Janur mengatakan, keterlibatan perqnan penting dalam upaya membantu progrm pemerintah ke aktipannya itu sangat penting, terus berupaya semaksimal mungkin membantu pemerintah dengan alat yang ada melalui penyebaran, menyampaikan informasi yang baik kepada kepada masyarakat sehingga bernilai positif, ucap janur yang akrab disapa abah janur.
Dalam mengisi rangkaian acara selain diskusi Pengurus KIM Jabar, Diskominfo Jabar menghadirkan Narasumber Doktor hewan dari dinas ketahanan pangan dan peternakan Jawa Barat Tina Kurniasih Kadaryati menjelaskan situasi pmk saat ini diakui nya memang sangat meresahkan warga Jawa Barat berdasarkan laporan dari wilayah yang pertama dari Kabupaten Garut dan menyusul Kabupaten kota lainya. Apalagi belakangan ini beberapa waktu lalu pada saat akan lebaran idul adha dan sesudahnya sampia mau makan soto sapi aja pembeli begitu takut padahal PMK ini menularnya hnaya pada hewan, tidak pada manusia.
Baru aja selesai wabah covid sekarang ada ada virus baru menular terhadap hewan saya tegaskan kembali tapi tidak menular kepada manusia. Yakni menularnya kepada sapi, kerbau, kambing, domba landak dan gajah.
Virus ini bisa bertahan lama dengan masa inkubasi sampai 14 hari. Walaupun tingkat kematian rendah kecuali anak sapi pedet itu kemetiannya memang tinggi.
Tina membeberkan, Sebetulnya penyakit kuku mulut ini sudah ada sejak lama sekitar 32 tahun silam, dulu PMK ini sempet berada di jatim. “Nah tahun 1990 itu indonesia ini dinyatakan bebas PMK dan muncul lagi tahun 2022. Kenapa PMK ditakuti juga karena jelas selain sangat merugikan ekonomi juga bikin bangkrut peternak.
Berdasarkan hasil analisa yang mempercepat penyebaran virus ini didominasi karena lingkungan kumuh, dan to
Idak bersih, bahkan penyebaran ini bisa juga melalui dengan udara radiasi 10 meter hewan bisa kena.
Saat ini di Indonesia yang terdampak PMK ada di 20 provinsi penyakit pmk. Adapun ciri-ciri virus pmk mati diatas suhu 50 derajat
Gejala pmk pada hewan seperti sapi sangat jelas misalkan ada leleran banyak sekali ada lebuh di lidah dan kaki, sehingga si hewan ternak ini kesulitan makan. Kalau di domba dan kambing tidak terlalu kelihatan. Memang kita juga harus tahu apa gela nya, biar cepet ditangani oleh petugas dan setelah diobati banyak yang sembuh.
Lebih lanjut Ika memapqrkan, Ada upaya pencegahan biosecurity dengan memberikan vaksin kepada hewan, misalkan ada sapi datang dipisahkan lebih dahulu diperiksa, di isolasi, pengendalian lalu lintas, dan sanitasi, untuk pencegahan bisa denga asam sitrat memakai dua setengah gram harga ekonomis di campur air lalu di semprotkan. Adapun pemberian Vaksin ini untuk hewan ternak yang sehat, mencegah supaya tidak tertular. ***