DPRD Jabar Soroti Lambatnya Pembangunan TPPAS di Sejumlah Kabupaten

- Penulis Berita

Kamis, 2 Maret 2023 - 06:22

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat menilai Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo sebagai pilot project di Jabar yang seharusnya sudah beroperasi. Karena itu, TPPAS Ciwaringin di Kabupaten Cirebon, Legok Nangka di Kabupaten Bandung dan TPPAS Regional di wilayah Bekasi, Karawang dan Purwakarta pun harus segera diselesaikan secepatnya. Demikian anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Daddy Rohanady mengungkapkan.

Menurut dia, ke-empat TPPAS Regional sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) saat ini sudah dapat dioperasikan. Namun dengan adanya keterlambatan dalam pengoperasian TPPAS Regional tersebut menyisakan pertanyaan besar kepada pelaksana proyek tersebut.

Apalagi pelaksana proyek TPPAS tersebut yang ditangani pihak Jasa Sarana dan Jabar Bersih Lestari yang beralasan adanya inkonsistensi para investor. Sehingga menyebabkan mangkraknya proyek TPPAS Regional tersebut hingga saat ini.

“Kami tahu betul mulai dari perencanaan sejak 2010 lalu hingga sekarang dengan alasan kami (Komisi IV-red) di prank dengan dalih investor dan sebagainya,” keluh Daddy dalam kunjungan Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat di TPPAS Regional Lulut Nambo, Kabupaten Bogor, Rabu (1/2/2023).

Padahal, kata dia, beroperasinya TPPAS Lulut Nambo sangat ditunggu oleh wilayah sekitarnya dalam pengelolaan sampah akhir. Apalagi, setelah adanya kajian bahwa TPPAS Lulut Nambo direncanakan dari awal pembangunan dapat dimanfaatkan dari hasil pengolahan sampah menjadi RDF sebagai bahan pengganti  batu bara.

Hal itu sejalan dengan kebutuhan salah satu produsen semen yang jaraknya tidak jauh dengan TPPAS Lulut Nambo dalam penggunaan salah satu pendukung produksi semen tersebut. Jika ini sudah dapat diselaraskan, TPPAS Lulut Nambo dapat menghasilkan RDF dan pasarnya sudah ada didepan mata.

“Dengan kata lain, seandainya ini sudah berjalan tentu banyak pihak yang merasakan manfaat dari TPPAS tersebut dengan produk RDFnya yang bernilai ekonomi tinggi dalam jumlah besar,” katanya.

Sangat disayangkan, keluh Daddy, dinas terkait dalam hal ini dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat yang menyebutkan bahwa dinaspun merasa diberikan janji-janji palsu oleh calon investor. Dengan dalih teknologi terbaru dan sebagainya yang hanya isapan jempol belaka. Ini merupakan masalah besar yang jelas menghambat beroperasinya TPPAS Regional Lulut Nambo. Justru dengan hadirnya jajaran direksi yang baru kuncinya terletak pada komitmen bersama untuk kepentingan masyarakat.

“Kami sangat berharap kepada jajaran direksi yang baru dapat berkomitmen tinggi yang menargetka ujicoba operasionalnya direncanakan akhir tahun ini dapat beroperasi,” ungkapnya.

Hal serupa diutarakan anggota Komisi IV DPRD lainnya, Supono yang menyebutkan, skema pengelolaannya selalu berubah-ubah yang mengakibatkan belum beroperasinya TPPAS Regional Lulut Nambo.

Sehingga, harapan masyarakat diwilayah tersebut untuk membuang sampah belum bisa terealisasikan hingga saat ini. Pembuangan sampah akhir di wilayah Kabupaten Bogor saat ini sudah kritis. Artinya ada beberapa TPPAS yang sudah tutup dan over kapasitas seperti di Pondok Rajut.

“Persoalannya kan sudah dianalisa, diantaranya kendala teknis dan calon investor yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Denga diambil alihnya manajemen yang baru diharapkan dapat menyelsaikan proyek tersebut tepat waktu si tahun ini dan tidak meleset,” tutupnya.

Berita Terkait

Sosialisasikan Pengelolaan Sampah 3R, Ini Kata BBWS Citarum dan Pemerintah Desa Neglasari
TPST3R GAUL Desa Neglasari Masuk Profil IBM se-Indonesia, Berhasil Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Miliki Nilai Ekonomis, TPS3R dan Motah Dapat Mengatasi Sampah dari Sumbernya
Kades Neglasari: Mesin Motah Solusi Terbaik Untuk Mengatasi Persoalan Sampah
Pjs. Bupati Bandung dan DLH Tinjau TPS3R dan Mesin Motah di Desa Neglasari Majalaya
Setda Jabar Rembug dengan Pegiat Lingkungan Bahas Lahan Kritis
Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemkab Bandung Lakukan Pengecekan Peralatan Kebencanaan
Jelang Persiapan Penilaian Bandung Sehat Maret 2025, Plt. Camat Pangalengan: Lima Tatanan Mulai Bersolek

Berita Terkait

Selasa, 10 Desember 2024 - 04:45

Desa Mekarmaju Kembangkan Sentra Produksi Pandai Besi

Minggu, 8 Desember 2024 - 14:46

DPC PKB Gelar Doa Bersama Untuk Kemenangan Dadang Supriatna Terpilih Bupati

Kamis, 5 Desember 2024 - 07:51

Ini Kata Direktur LAPELDA, H. Aep Saefullah: Kemenangan Dadang Supriatna-Ali Syakieb Buah Program yang Dirasakan Masyarakat

Kamis, 5 Desember 2024 - 04:40

Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Pilkada Serentak 2024, Tetapkan Dadang Supriatna-Ali Syakieb Jadi Pemenang Pilbup Bandung

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:09

KPU Kabupaten Bandung Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara, Begini Hasilnya

Rabu, 4 Desember 2024 - 13:57

Ketua SERASI, Ali Hamzah: Kami Siap Mengawal Kemenangan Paslon Dadang Supriatna – Ali Syakieb

Rabu, 4 Desember 2024 - 11:41

Pemkab Bandung kembali menerima penghargaan dari Ombudsman Jawa Barat

Selasa, 3 Desember 2024 - 01:28

Tahapan Pilkada Maju, Walau Kurang Sosialisasi

Berita Terbaru

Koni Gelar Rakerkab ri hadiri Oleh Kadispora Erwin

OLAHRAGA

Kadispora Kabupaten Bandung Minta Koni Lebih Baik Lagi

Selasa, 10 Des 2024 - 12:46

SOSIAL POLITIK

Desa Mekarmaju Kembangkan Sentra Produksi Pandai Besi

Selasa, 10 Des 2024 - 04:45