MENGENAL SOSOK REVA YULI ANJANI, PENARI JAIPONG DARI DESA TARUMAJAYA

- Penulis Berita

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 21:30

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MENGENAL SOSOK REVA YULI ANJANI, PENARI JAIPONG 

MENGENAL SOSOK REVA YULI ANJANI, PENARI JAIPONG 

kabandung.id> I Mojang kelahiran Bandung, 19 Juli 2006 ini. Menjadi pusat perhatian warga sekitar ketika pentas tari jaipong, pada malam puncak semarak kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79 di desa Tarumajaya, kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

 

Penampilannya begitu memukau, terlebih, Reva memilih untuk menekuni dunia seni tari tradisional sebagai bentuk kecintaan pada budaya Sunda, serta melestarikan kearifan lokal yang hampir punah. Bukan hanya itu, Reva juga berlatih secara otodidak untuk mengkolaborasikan tari jaipong dengan berbagai tari lainnya, seperti pencak silat, lengser, tari modern.

 

Seperti yang kita ketahui, tari jaipong adalah merupakan bagian tari tradisional dari Jawa Barat, tari ini gabungan dari beberapa kesenian tradisional, di antaranya, pencak silat, tari tayuban, ketuk tilu, wayang golek.Tari jaipong adalah sebuah inovasi yang dibuat oleh seorang seniman yang berasal dari daerah Karawang, bernama H. Suanda dan mulai berkembang di era 1960-an, pada awalnya dikenal dengan nama tari Banjet. Tari jaipong ini, merupakan kesenian tari yang ditampilkan dengan gerakan-gerakan energik, unik dan menarik. Gerakan tari ini diiringi dengan alunan musik berupa instrument gamelan. (Berbagai sumber).

 

Reva yang kini tergabung dalam komunitas Taruna Sastra Kertasari ini, mulai tertarik pada dunia seni tari dari usia 5 tahun, karena hampir semua keluarganya menggeluti seni tari tradisional. Dari situ, mulai terinspirasi ingin fokus dan terjun. Ketika masuk Sekolah Dasar, sudah mulai aktif mengikuti perlombaan tari sampai ke tingkat Kabupaten. Bukan hal mudah untuk terus konsisten di tengah banyaknya persaingan, namun sebuah usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Bukan hanya mengikuti lomba, Reva juga selalu diundang di acara hajatan atau acara agustusan.

 

 

Di era digital ini, Reva pun terus mencari inovasi-inovasi baru dalam berkreasi, yaitu mengkombinasikan tari tradisional dengan tari modern, dan ini banyak diminati para pemuda dan pemudi jaman sekarang. Tujuannya, agar seni tari tradisional tetap berkembang dan tidak monoton, makanya butuh racikan baru agar menghasilkan karya yang bisa dinikmati banyak khalayak.

 

“Pandangan saya, di desa Tarumajaya banyak pemuda dan pemudi yang berbakat dalam seni tari. Hanya saja belum ada komunitas khusus atau sanggar, yang memang menampung pemuda pemudi untuk belajar dan mengembangkan potensi dalam seni tari, allhamdullillah, saya masuk pada komunitas Taruna Sastra Kertasari, yang ruangnya menyediakan info dan channel tentang seni tari. Harapan terbesar saya, semoga banyak anak-anak atau pemuda pemudi yang ingin berkecimpung dalam seni tari, dan semoga saya pribadi mempunyai sanggar untuk siapapun yang ingin belajar,” tegas Reva.

 

 

Liputan Arnita

 

Berita Terkait

Berhasil Meningkatkan Literasi dan Kegemaran Membaca, Bunda Literasi Emma Dety Raih Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka
Calon Kuat Ketua Dewan: Renie Rahayu Fauzi Temui Warga Terdampak Gempa Bumi di Kertasari
Menciptakan Surga di Hamparan Kebun Teh Kertasari Estate
PUISI/SAJAK
CERPEN
CARPON
Cerita Pendek
CARITA PONDOK