Kabandung id. |
Pemerintah Desa Neglasari Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung libatkan berbagai unsur lainnya membuat sebuah terobosan dan inovasi dalam pengelolaan atau penanganan sampah rumah tangga.
Pengelolaan sampah ini bersinergi dengan Satgas Citarum Harum Sektor 4, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung dan Elemen Lingkungan yang merupakan warga setempat.
Salah satu terobosan dan inovasi yang dilakukan Pemerintah Desa Neglasari bersinergi dengan Satgas Citarum Harum Sektor 4 dan BBWS Citarum ini membuat mesin motah untuk mengelola sampah rumah tangga hingga tuntas di tingkat desa. Selain itu mengoptimalkan pengelolaan sampah melalui TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) yang ada di Desa Neglasari tersebut.
“Dengan adanya mesin motah pengolahan sampah ini, persoalan sampah bisa selesai dan tuntas. Dalam satu hari mesin motah ini bisa mengolah sampah sekitar 3 ton. Bahkan jika dioperasionalkan dari sejak pagi pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB, kemudian malamnya dioperasionalkan kembali, mesin motah ini bisa menangani sampah sampai 6 ton dalam sehari semalam,” jelas Kepala Desa Neglasari H. Asep Zaenal Malik Ibrahim dalam keterangannya di Desa Neglasari, Kamis (24/10/2024).
Menurut Asep, pemanfaatan mesin motah ini sangat efektif disaat Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Pemkab Bandung harus mengurangi pengiriman sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sarimukti Kabupaten Bandung Barat.
“Dengan adanya mesin motah ini, pengelolaan sampah di Desa Neglasari sudah selesai. Tidak ada sampah yang dibuang ke luar atau ke TPA. Mesin motah ini sebagai salah satu solusi untuk mengurangi pengiriman sampah ke TPA Sarimukti,” kata Asep.
Asep menyebutkan, dengan adanya mesin motah yang ada di Desa Neglasari itu, bisa menangani sampah dari luar desa, misalnya Desa Padaulun yang merupakan desa terdekat.
“Jadi satu unit mesin motah bisa menangani sampah rumah tangga dari dua desa. Pemanfaatan mesin motah ini sangat efektif, untuk menyelesaikan persoalan sampah rumah tangga,” katanya.
Namun untuk mengoptimalkan mesin motah itu, Asep mengatakan, tahun depan berencana meningkatkan intervensi anggaran desa untuk perbaikan infrastuktur atap bangunan TPS3R yang ada di lokasi mesin motah. Selain itu untuk pengadaan 20 roda sampah untuk 10 RW di Desa Neglasari.
“Kita juga membutuhkan intervensi anggaran dalam pengadaan cator atau kendaraan untuk pengangkutan sampah yang dihasilkan rumah tangga. Tentunya, kebutuhan anggaran ini berharap ada bantuan atau intervensi dari Pemkab Bandung,” katanya.
Lebih lanjut Asep mengatakan, selain pengadaan TPS3R dan mesin motah, Pemerintah Desa Neglasari sejak tiga tahun lalu sudah melakukan optimalisasi penanganan sampah rumah tangga.
“Yaitu dengan cara membangun tungku pembakaran sampah di setiap RW. Sudah beberapa RW yang memiliki tunggu pembakaran sampah. Namun bagi RW yang belum memiliki tungku untuk pengolahan sampah, sementara sampahnya diangkut dan dikelola melalui pemanfaatan mesin motah,” tuturnya.
Terkait optimalisasi penanganan sampah itu, Asep kembali berharap bahwa pengelolaan sampah di Desa Neglasari itu ada intervensi anggaran dari Pemkab Bandung.
“Supaya pengolahan sampah tidak mandek, dan tetap optimal dalam upaya pengurangan pengiriman sampah ke TPA Sarimukti. Jadi biaya untuk pengangkutan sampah bisa dialihkan dan dimanfaatkan untuk optimalisasi pemanfaatan mesin motah. Persoalan sampah akan selesai dan tidak lagi membuang sampah ke TPA,” ujarnya.(akus)