KAB. BANDUNG – Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Badan Kesbangpol) melaksanakan kegiatan fasilitasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) untuk mewujudkan masyarakat dan generasi muda Kabupaten Bandung lebih Bedas, maju dan berkelanjutan bersih narkoba tahun 2025 menuju Indonesia Emas 2045.
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Sutan Raja Soreang Kabupaten Bandung, Jumat (7/3/2025).
Bupati Bandung Dadang Supriatna diwakili Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb menyampaikan sambutannya pada kegiatan fasilitasi P4GN. Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Dadang Supriatna pun menyampaikan paparannya pada kegiatan tersebut.
Kang Ali Syakieb sangat mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan fasilitasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika tersebut.
“Ini sebagai komitmen kita bersama dalam mencetak sumber daya manusia, masyarakat dan generasi muda yang memiliki karakter kebangsaan, berbudi luhur, berkualitas serta visioner dalam memajukan pembangunan daerah yang terbebas dari segala penyimpangan yaitu salah satunya penyalahgunaan narkoba,” tutur Kang Ali Syakieb.
Kang Ali Syakieb menyebutkan kehadiran para peserta sosialisasi tersebut merupakan sebuah proses untuk menanamkan nilai positif, menggali potensi dan membangun kesadaran serta peradaban di daerah.
“Dengan harapan meneruskan estafet perjuangan para pahlawan dan para pendahulu kita yang bercita-cita untuk membangun dan mensejahterakan bangsa Indonesia ini,” harapnya.
Di hadapan para peserta sosialisasi yang berasal dari kalangan remaja/generasi muda dan pihak lainnya, Kang Ali Syakieb menyebutkan permasalahan penyalahgunaan narkoba, dan zat adiktif lainnya (napza) merupakan masalah multi dimensional yang mengancam kualitas sumber daya manusia dari semua kalangan generasi, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.
“Oleh sebab itu, kita sebagai generasi muda perlu bergandeng tangan dengan seluruh lapisan dan elemen masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Sehingga dapat terbentuk masyarakat yang sehat, kuat dan mampu menjalankan aktifitas kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan politik dengan baik,” tuturnya.
Kang Ali Syakieb berujar, fenomena semakin meningkatnya anak-anak dan remaja yang terlibat penyalahgunaan narkoba, baik sebagai pengguna, pengedar, kurir maupun bandar, mengindikasikan bahwa sindikat narkoba sudah banyak memanfaatkan anak-anak dan remaja sebagai bagian dari jaringannya.
“Oleh karena itu, marilah kita bentengi bersama agar daerah kita dan masyarakat serta generasi muda kita dapat terhindar dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” harapnya.
Mengapa banyak anak-anak dan remaja terlibat? Karena kebanyakan usia anak-anak dan remaja kepribadiannya masih bersifat labil tidak mampu berpikir panjang, ketika saat berhadapan dengan narkoba mereka cenderung mudah untuk tergiur mencoba sehingga pada akhirnya mereka menjadi kecanduan mengkonsumsi narkoba.
“Akibatnya generasi muda kita bisa hancur dan tentunya kehidupan bangsa dan negara kita pun terancam,” ucapnya.
Wakil Bupati Bandung menegaskan bahwa bandar narkoba makin intensif melakukan diversifikasi atau perluasan konsumen dengan membidik/menyasar daerah dan anak-anak sebagai ladang bisnis bagi mereka.
“Kalau dulu mungkin konsumen yang disasarnya masyarakat dari kalangan menengah ke atas. Tetapi sekarang sasarannya adalah kemungkinan bisa kalangan ibu rumah tangga, anak-anak dan remaja,” katanya.
“Perlu saya ingatkan, peredaran dan penyalahgunaan narkoba adalah jenis kejahatan yang luar biasa,” tandasnya.
Di mana, imbuhnya, pergerakan dan peredaran narkoba selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan kehidupan. Apalagi di era digitalisasi teknologi dan informasi saat ini, baik pengedar maupun pecandu memiliki banyak ruang untuk berinteraksi, sehingga dapat membuka jaringan peredaran semakin luas.
“Anak remaja adalah kelompok yang paling mudah untuk dijejali narkoba baik sebagai pengguna ataupun pengedar,” ujarnya.
Menurutnya, perlu diwaspadai bahwa sebagai ciri remaja yang menyalahgunakan narkoba akan memiliki perilaku yang tidak wajar.
“Bicaranya kacau balau, daya ingatnya menurun, hidupnya malas, lebih senang mengurung diri di kamar, tidak mau belajar, prestasi di sekolahnya menurun, sering bolos atau terlambat ke sekolah,” jelasnya.
Kang Ali Syakieb menyebutkan dampak lebih parah dari anak remaja yang menggunakan narkoba adalah anti sosial, akan menjadi beban keluarga, pendidikan menjadi terganggu, masa depannya akan semakin suram.
“Oleh sebab itu seluruh elemen masyarakat dan generasi muda harus memiliki komitmen untuk melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Yaitu dengan membentengi diri dan keluarga dengan kekuatan moral dan akhlaq yang berlandaskan pada agama yang kokoh serta berkehidupan sosial masyarakat yang tinggi,” tuturnya.
Kang Ali Syakieb berharap kegiatan tersebut dapat menjadi daya dukung bagi optimalisasi peningkatan sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang lebih Bedas, maju dan berkelanjutan serta mampu mendorong terwujudnya masyarakat Kabupaten Bandung yang kondusif, sehat dan kuat bersih narkoba.*aku*