Dikky Achmad Sidik: Kita Harus Serius Menangani Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Bandung
kabandung.id | Pjs. Bupati Bandung Dikky Achmad Sidik mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas partisipasi dan kontribusi yang dilakukan sejumlah pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung.
Hal ini disampaikan Dikky pada pelaksanaan pembukaan rakor tim percepatan penurunan stunting
di Ruang Tarawangsa Hotel Grand Sunshine Soreang Kabupaten Bandung, Selasa (22/10/2024).
Menurutnya, pelaksanaan rakor tim percepatan penurunan stunting ini sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam penguatan sinergi dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung.
“Tentunya kegiatan ini selaras dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,” kata Dikky.
Menurutnya, penanganan stunting (kekerdilan) haruslah dilaksanakan secara holistik integratif dan berkualitas melalui koordinasi sinergi dan sinkronisasi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa serta pemangku kepentingan
“Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 target angka prevalensi stunting tahun 2022 adalah sebesar 18,4 persen di 460 kabupaten/kota prioritas, sementara tahun 2023 sebesar 16 persen di 514 kabupaten/kota dan tahun 2024 sebesar 14 persen di 514 kabupaten/kota prioritas dan Kabupaten Bandung termasuk di dalamnya harus tercapai angka prevalensi stunting 14 persen. Maka dibutuhkan penurunan sekitar 3,8 persen setiap tahunnya berdasarkan prevalensi stunting di Indonesia,” tuturnya.
Dikky mengatakan sebagai komitmen Kabupaten Bandung dalam percepatan penurunan stunting dalam rangka pencapaian target angka prevalensi stunting nasional 14 persen, maka dituangkan menjadi salah satu isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung 2021-2026.
“Perlu saya sampaikan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung, menunjukkan perkembangan dari tahun 2022 yaitu dari 31,1 persen menjadi 25 persen. Namun tahun 2023 mengalami kenaikan menjadi sebesar 29,2 persen,” katanya.
“Kita memang harus sangat serius menangani tentang percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung,” harapnya.
Menurutnya, upaya penurunan stunting ini tentu saja menjadi salah satu model untuk meningkatkan kualitas manusia unggul pada Indonesia Emas kedepan.
“Kita telah melakukan pembentukan tim percepatan penurunan stunting secara berjenjang dari mulai tingkat kabupaten, desa dan kelurahan. Selain itu inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, desa maupun puskesmas, masyarakat maupun Pokja PKK dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Persoalan ini menjadi prioritas kita untuk diselesaikan,” tuturnya.
Dikky berharap pada pelaksanaan rakor tim percepatan penurunan stunting ini terbangun sinergitas dan evaluasi terhadap kegiatan program terkait dengan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung.
“Kita berharap bahwa dengan kegiatan kali ini, sinergitas kita akan menjadi lebih baik lagi. Kami inginkan bahwa jajaran tim percepatan penurunan stunting ini adalah bagaimana kita melakukan kerjasama di dalam menurunkan stunting, tentu saja berdasarkan daerah masing-masing. Karena setiap daerah masing-masing mempunyai kawasan sendiri-sendiri berkaitan dengan stunting,” tuturnya.
Hal tersebut, lanjutnya, tentu saja harus dikoordinasikan dengan berbagai pihak. Tentu saja dalam hal ini Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) selaku pengembang di dalam perencanaan program pembangunan di Kabupaten Bandung, termasuk dalam evaluasi dan monitoring terhadap daerah-daerah yang mempunyai angka prevalensi stunting yang tinggi, baik desa maupun kecamatan.
“Kita harus bisa membuat program yang memang mengena ke sasaran secara efektif. Dan yang paling penting bahwa kita jangan sampai ada stunting baru. Terutama kita harus perhatikan ibu hamil,” katanya.**
Reporter : Leni Herliani