TINGGAL SEPOTONG HATI (Cerita Pendek)

- Penulis Berita

Senin, 28 Februari 2022 - 05:06

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Arnita (Foto Dok. Pribadi)

Arnita (Foto Dok. Pribadi)

Oleh. Arnita

 

Terkadang kenyamanan itu adalah jebakan manis

Yang membuat seseorang enggan untuk lepas

Meski dia tahu cintanya hanyalah sebuah ilustrasi saja

Jangan ambil apapun selain kisah

Jangan bunuh siapapun selain waktu

Jangan tinggalkan apapun selain jejak

 

“Aku sudah lelah menghadapi sifatmu Mas, Selama ini aku mencoba untuk bertahan walau sebenarnya begitu jenuh ketika harus mengalah pada lelaki berkarakter Dissociative Identity Disorder. Nyatanya, aku tidak bisa lagi untuk mempertahankan citra cinta yang dari awal kita bangun, aku menyerah!.”

Mendengar pernyataan Hanna aku hanya bisa menghela napas panjang, mungkin ini adalah jawaban dari semua pertanyaanku yang dulu sempat aku lontarkan padanya ketika dia baik-baik saja. Ketika kuyakinkan bahwa cinta yang aku punya adalah cinta untuknya, Cuma dia yang mampu mengerti keadaanku dan memberikan kenyamanan yang begitu besar, aku tahu, aku begitu tak tahu diri jika menuntut dia menjadi sempurna.

“Beri aku kesempatan lagi Hanna, hidupku begitu berantakan aku butuh seseorang untuk menggenggam tanganku, menata kembali kehidupanku.”

Suasana kembali sunyi, kutangkap kegelisahan pada kedua matanya yang sayu, spectrum wajahnya sendu dan tak kutemui warna pelangi pada arsir garis-garis lengkung alisnya. Jemarinya begitu lentik memainkan putaran gelas berisi setengah kopi yang nyaris dingin, dan, lagi-lagi kudengar helaan napas panjang yang begitu jelas sebagai isyarat beban memukul batinnya.

“Aku manusia biasa tidak selalu teguh dalam pendirian, adakalanya aku disudutkan pada situasi yang begitu memuakkan, dan kali ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain melepasmu. Mungkin ini adalah keputusan yang berat untukmu tapi cobalah untuk bisa menerimanya, kelak, kamu akan terbiasa tanpa bertukar kabar, terbiasa dengan kehidupan baru tanpaku Mas.” Suaranya terbata, ada kesedihan yang ia pendam dalam rongga tenggorokannya. Namun kedua mata itu tidak mampu membendung muaranya.

“Dengarkan aku Hanna, dalam sebuah hubungan kita diharuskan untuk tetap sejalan dengan dua pikiran yang berbeda, dengan dua karater yang berlawanan. Aku akan berusaha untuk menyeimbangkan karaktermu aku akan mencoba menjadi seperti yang kamu mau, coba katakan aku harus bagaimana, bukankah cinta telah mempertemukan kita?”

“Menyeimbangkan karakter? Apa bisa.” Jawabnya dengan intonasi tinggi. dia memandangku dengan sangat tajam dan sorot mata itu seketika berubah elang, aku tahu dia kecewa.

“Katakan Hanna, apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu nyaman berada di sampingku?. Aku nyaman bersamamu Hanna, kamu perempuan yang nyaris sempurna untukku, maaf jika kepribadianku selalu membuatmu merasa asing.”

Kali ini dia tidak lagi bisa menahan kesedihannya, luka di hatinya begitu hebat. Berkali-kali menghela napas panjang di sela isak tangis yang begitu menggetarkan. Aku mencoba untuk memeluk tubuhnya yang kurus, namun dia seolah menghindar. Aku hanya bisa terdiam menyaksikan kepedihan di relung retinanya yang bening.

“Mas…maafkan aku!.” Tangisannya semakin menjadi, dia menutupi wajah dengan kedua tangannya, lalu mengepalkan tangan dan membenturkannya ke meja. Aku tersentak, tidak bisa berbuat apa-apa hanya bingung menghadapi perempuan di depanku.

“Ada apa Hanna? Apa maksudmu meminta maaf, aku tidak mengerti?.”

 “Mas sebenarnya aku sudah menikah dua bulan yang lalu, dia adalah pacarku yang dulu sebelum aku kenal kamu, kami memang menjalin hubungan jarak jauh dia pergi merantau untuk beberapa tahun, dan dia kembali lagi untuk melamarku. Aku bingung Mas, aku tidak mungkin mengecewakan dia yang telah berjuang keras untuk menikahiku, maaf Mas, maafkan aku!.”

Aku hanya tertegun mendengar pernyataan Hanna, tidak percaya dengan apa yang ia katakan. Aku berharap ini hanyalah sebuah mimpi dan aku ingin segera terbangun. Atau akal-akalan dia saja agar terlepas dariku. Mataku menangkap penyesalan pada kedua matanya yang rimbun tergenang butiran air yang mengkristal.

“Kamu sedang tidak becandakan Hanna? Atau mungkin kamu mengarang cerita ini agar hubungan kita berakhir sampai di sini, tak usah penuh drama Hanna, jika memang sudah tidak mampu bertahan, it’s oke aku akan terima. Tapi jangan dengan cerita konyol seperti ini.”

“Maaf Mas, aku tahu kamu tidak akan percaya dengan ceritaku. Ini nyata Mas, lihat poto ini.’ Hanna memperlihatkan beberapa poto pernikahannya bersama lelaki itu.

“Tega kamu ya! Jadi selama ini kamu bohongi aku, kamu menjalani hubungan denganku hanya sekedar mengusir kesepianmu, aku tidak percaya. Kamu memberikan kenyamanan yang luar biasa padaku sampai aku rela melakukan apapun untukmu, dan sekarang kamu menjerumuskan aku ke lubang luka yang sangat dalam.”

Suasana kembali sepi, hanya terdengar isak tangis dan sekarang begitu memekikkan telinga, amarahku memuncak hingga tanpa sadar aku menonjok dinding café itu hingga kulit jari-jariku mengelupas, dan kulihat Hanna begitu ketakutan.

“Kamu tahu Hanna, sepanjang hidupku ini adalah patah hati yang hebat dan akan aku kenang selamanya, baiklah aku pamit. Nikmati hidupmu yang baru dan jangan pernah sakiti suamimu seperti kamu yang mengkhianatiku.”

“Tunggu Mas..” Hanna menarik tanganku seraya memberikan sesuatu.

“Apa ini.?” Aku terkejut ketika Hanna memberikan benda yang merasa asing buatku

“Itu test pack Mas, sebelum aku nikah dengan dia aku sudah hamil anakmu.”

“Ough…Astaga! Hanna…kenapa baru ngasih tahu sekarang?.” Aku merasa tertampar berkali-kali, tubuhku lemas dan pikiranku kacau.

“Aku baru tahu kemaren waktu cek up bahwa kandunganku sudah menginjak empat bulan, aku bingung bagaimana kalau suamiku curiga dan bertanya ini anak siapa, Mas, aku takut!.”

“Permainanmu sungguh luar biasa Hanna, kamu menempatkanku pada posisi yang serba salah. Pulanglah! Jangan sampai suamimu tahu kita ketemu di sini, jalani hidupmu dengan baik jadilah seorang istri dan ibu yang baik untuk keluarga kecilmu kelak, dengarlah Hanna, jika kamu kecewa dan sakit hati kembali padaku dan bawa anakku. Tapi sekarang aku doakan  semoga rumah tanggamu tetap baik-baik saja.”

“Mas akan pergi?.”

“Aku akan pergi dari kehidupanmu Hanna, aku harus menata hidupku kembali dan menyembuhkan luka yang telah kamu beri, Pulanglah, dan jaga anakku.”

Percakapanku dengan Hanna berakhir sampai di sini, dia pamit dan pergi tanpa melihatku lagi kedua matanya sembab dan tubuhnya begitu kurus. Takdir memang hebat memberikan alur ceritanya bahkan mampu mengubah hidup seseorang hanya dalam hitungan detik, aku duduk sendiri menatap gerimis yang begitu ritmis, merasakan luka dan tinggal sepotong hati dengan dada yang remuk.

Senja yang begitu suram mencatat sejarah untuk kekal dalam ingatan meskipun itu tentang sebuah kekecewaan, cintaku hanyalah ilustrasi mengejar bayang-bayang dan tak pernah nyata. Sayangnya, waktu tidak bisa berputar lagi dan andaikan itu terjadi aku memilih untuk tidak bertemu dengan perempuan bermata ungu.

 

Arnita lahir 15 juli di Bandung, kecintaannya pada dunia sastra telah melahirkan banyak karya dan sudah tergabung di beberapa atologi puisi, cerpen, esai, quote, pentigraf. Sekarang masuk dunia potografhy untuk terhubung di media social bisa lewat FB.Arnita. IG.Kidung_arnita. Email arnitakusmana@gmail.com

Berita Terkait

Menciptakan Surga di Hamparan Kebun Teh Kertasari Estate
MENGENAL SOSOK REVA YULI ANJANI, PENARI JAIPONG DARI DESA TARUMAJAYA
PUISI/SAJAK
CERPEN
Cerita Pendek
TUJUAN
JENDELA BERDEBU
CHIANTI

Berita Terkait

Selasa, 10 Desember 2024 - 04:45

Desa Mekarmaju Kembangkan Sentra Produksi Pandai Besi

Minggu, 8 Desember 2024 - 14:46

DPC PKB Gelar Doa Bersama Untuk Kemenangan Dadang Supriatna Terpilih Bupati

Kamis, 5 Desember 2024 - 07:51

Ini Kata Direktur LAPELDA, H. Aep Saefullah: Kemenangan Dadang Supriatna-Ali Syakieb Buah Program yang Dirasakan Masyarakat

Kamis, 5 Desember 2024 - 04:40

Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Pilkada Serentak 2024, Tetapkan Dadang Supriatna-Ali Syakieb Jadi Pemenang Pilbup Bandung

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:09

KPU Kabupaten Bandung Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara, Begini Hasilnya

Rabu, 4 Desember 2024 - 13:57

Ketua SERASI, Ali Hamzah: Kami Siap Mengawal Kemenangan Paslon Dadang Supriatna – Ali Syakieb

Rabu, 4 Desember 2024 - 11:41

Pemkab Bandung kembali menerima penghargaan dari Ombudsman Jawa Barat

Selasa, 3 Desember 2024 - 01:28

Tahapan Pilkada Maju, Walau Kurang Sosialisasi

Berita Terbaru

Koni Gelar Rakerkab ri hadiri Oleh Kadispora Erwin

OLAHRAGA

Kadispora Kabupaten Bandung Minta Koni Lebih Baik Lagi

Selasa, 10 Des 2024 - 12:46

SOSIAL POLITIK

Desa Mekarmaju Kembangkan Sentra Produksi Pandai Besi

Selasa, 10 Des 2024 - 04:45